SUSU
Susu
merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi. Kandungan gizinya lengkap dengan
sifat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Susu diperoleh dari hasil
pemerahan hewan seperti sapi, kerbau, kuda dan kambing.
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam
air yang mengandung beberapa senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu
tidak mudah terpisah, maka protein susu bertindak sebagai emulsifier (zat
pengemulsi).
Susu juga merupakan sumber kalsium,
fosfor, dan vitamin A D E dan K yang sangat baik. Mutu protein susu sepadan
nilainya dengan protein daging dan telur, dan terutama sangat kaya akan lisin,
yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh.
Kandungan Susu
Menurut
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian. (2005), komponen-komponen
penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa, enzim
dan beberapa mikroba. Komposisi susu sangat beragam tergantung pada beberapa
faktor, antara lain bangsa sapi, tingkat laktasi, pakan, interval pemerahan,
suhu dan umur sapi.
Kandungan Susu :
a.
Air 87,18
%
b.
Lemak (Fat) 3,9 %
c.
Susun Non Fat (SNF) 8,92 %
1)
protein 3,4 %
2)
laktosa (gula) 4,8 %
3)
abu
0,72 %
4)
Kalsium, fosfor & vitamin A,D,E dan K
Vitamin yang terlarut dalam lemak susu
Kualitas susu terbaik Maksimal Kandungan Fat dan SNF 11-15 %
Susu
memiliki kerapatan pada suhu1,0260-1,0320 pada suhu 20 º C, dan susu segar
memiliki kemasaman 6,6-6,7. Warna susu yang normal adalah putih kebiruan sampai
kuning kecoklatan. Cita rasa agak manis pada susu berasal dari laktosa,
sedangkan rasa asin berasal dari klorida. Penggumpalan merupakan sifat yang
paling khas pada susu. Proses ini diakibatkan oleh kegiatan enzim atau
penambahan asam.
Karakteristik Susu
1.
Mudah rusak tidak tahan lama
2.
Mudah terkontaminasi
Susu
sapi segar merupakan bahan pangan yang sangat tinggi gizinya,sehingga bukan
saja bermanfaat bagi manusia tetapi juga bagi jasad renik pembusuk. Kontaminasi
bakteri mampu berkembang dengan cepat sekali sehingga susu menjadi rusak dan
tidak layak untuk dikonsumsi
Susu Rusak
Susu
harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dan kebersihan, karena susu merupakan
media yang paling baik bagi perkembangbiakan mikroba. Susu juga mudah pecah dan
rusak bila penanganannya kurang baik, serta masa simpannya relatif singkat.
Untuk menangani masalah tersebut, maka langkah yang paling tepat adalah dengan
mengawetkan susu untuk memperpanjang masa simpannya.
Susu
segar yang berasal dari sapi yang sehat belum tentu aman untuk dikonsumsi,
karena susu mudah terkontaminasi bakteri patogen yang berasal dari lingkungan,
peralatan pemerahan atau sapi itu sendiri. Kuman yang mencemari susu akan
tumbuh dengan baik apabila lingkungan sesuai, seperti keadaan anaerob, suhu,
kelembapan dan PH.
Menurut
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (2005), susu yang
rusak akibat aktivitas mikroorganisme antara lain ditandai dengan beberapa ciri
sebagai berikut :
1.
Pengasaman dan penggumpalan akibat fermentasi laktosa menjadi asam
laktat sehingga pH menurun dan kemungkinan terjadi penggumpalan kasein,
2. Berlendir seperti tali karena terjadinya pengentalan dan
pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan bergetah
oleh beberapa jenis bakteri,
3.
Penggumpalan tanpa penurunan pH akibat aktivitas bakteri seperti Bacillus
careus yang menghasilkan enzim yang mencerna lapisan tipis fosfolipid
disekitar butir-butir susu.
Kondisi zat
gizi yang baik pada susu juga memberikan peluang yang baik bagi pertumbuhan
mikroba, seperti bakteri, kapang dan khamir. Hal ini dikarenakan pertumbuhan
mikroba pun membutuhkan bahan makanan. Berbagai aktivitas mikroba tersebut akan
mengubah mutu susu, ditandai dengan perubahan rasa, aroma, warna dan penampakan
yang akhirnya susu menjadi rusak. Oleh karenanya susu harus mendapatkan
penanganan yang cepat sebelum rusak, antara lain dengan pasteurisasi. Susu yang
telah mengalami pasteurisasi, sterilisasi atau pemanasan pada suhu tinggi aman
untuk dikonsumsi (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian
2005).
Penanggulangan Susu
Penanggulangan
atas karakter ini yaitu dengan Diproses
supaya tahan lama dengan cara
a.
Pendinginan (pake es, kulkas) suhu 4 s/d 7 º C (bakteri pembusuk
akan tidur pada suhu ini)
b. Pasterisasi : proses pemanasan dengan suhu 72º C s/d 92 º C Dengan
proses ini susu akan dapat bertahan selama 7 hari dalam suhu pendingin
c. Sterilisasi
Ultra High Temperature (UHT) Dipanaskan hingga 105 º C dalam beberapa detik (untuk
menghindari rusaknya protein) yaitu dengan cara memanaskan susu
dari suhu 30 º C hingga suhu 105 º C hanya dalam waktu kurang dari 5 detik, lalu
setelah mencapai suhu 105º C, dengan sangat cepat susu kembali didinginkan
hingga suhu ruang. Dengan cara ini maka bakteri atau kuman pada susu akan mati
seluruhnya. Proses ini membutuhkan peralatan UHT yang sangat mahal harganya. Dengan
proses ini susu dapat bertahan 6 Bulan sd 1(satu) tahun dalam kondisi tertutup
rapat untuk menghindari kontaminasi.
Mesin Pemroses UHT
Penanganan Susu :
1. Tempatkan
ditempat yang bersih
2. Didinginkan
3. Segera
diproses
Jenis
Susu
Beberapa jenis susu yang beredar di masyarakat sebagai
berikut (Sudono et al. 2003):
1. Susu Cair/murni yaitu susu yang diperoleh langsung dari hewan
ternak tanpa diproses terlebih dahulu
2. Susu bubuk (powder milk)/Tepung (bukan dalam bahasa sunda) yaitu susu yang diolah dengan cara
dipanaskan, sehingga airnya menguap dan yang tertinggal hanya bahan keringnya
(BK), sehingga terbentuk susu bubuk.
3.
Susu kental manis, yakni susu yang diuapkan airnya, sehingga bahan
keringnya minimal tinggal 31 persen dan lemak Sembilan persen ditambah gula
minimal 40 persen.
4.
Susu skim, yakni susu yang diambil krim atau lemaknya.
5.
Filled milk, yakni
susu skim ditambah lemak tumbuhan sebagai pengganti lemak susu. Cara awal
pengolahan susu ini berasal dari Filipina.
6.
Susu gula minyak, yakni susu skim ditambah gula dan minyak.
Biasanya diberikan kepada bayi.
Diversifikasi Susu
Penganeka
ragaman hasil adalah
strategi menambah atau menciptakan produk baru yang
berbeda dengan produk dasarnya
1. Mentega (butter), yakni krim atau lemak susu yang diolah
dengan cara diputar atau diaduk dalam tong susu.
2. Keju, yakni susu ditambah rennin (enzim di dalam lambung anak
hewan mamalia) dengan cara dibekukan.
3. Yoghurt, yakni susu ditambah starter berupa bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini membuat rasa
enak dan mempermudah usus dalam mencernanya.
4.
Kefir atau susu ditambah yeast (ragi) dan bakteri asam
laktat.
5.
Dali atau susu ditambah papain atau enzim papaya yang diambil dari
getah papaya yang dibekukan. Di Sumatera Barat susu ditambah papain kemudian
dimasukan ke dalam bambu untuk fermentasi.
Jadi
kalau hasil produk diversifikasi ini masih mengandung rasa dan bau dari bahan
dasarnya dalam hal ini susu maka produk tersebut bisa dikatakan produk
diversifikasi susu yang gagal.
Refferensi
:
1.
PELATIHAN
DAN PRAKTEK YOGHURT SEBAGAI HASIL DIVERSIFIKASI SUSU OLEH IR. SOERJAMAM RUSMAN,
2012
2.
BIOTEKNOLOGI
FERMENTASI SUSU OLEH : WAHYU WIDODO PUSAT
PENGEMBANGAN BIOTEKNOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2002
3.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
YOGHURT (STUDI KASUS PADA UNIT PETERNAKAN DARUL FALLAH (DAFARM), DESA BENTENG
CIAMPEA, BOGOR-JAWA BARAT) SKRIPSI INDRIYANI
H34052616 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT
PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
4.
http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/sehat/2012/04/16/769/Yoghurt-Turunkan-Kolesterol-dan-Cegah-Kanker
Thanks gan
ReplyDelete